Penyakit Antrak: Mengenal Jejak Penyakit Antraks di Indonesia

Bacillus anthracis
wikipedia.com

Antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat menyerang berbagai jenis hewan, termasuk sapi, domba, kambing, kerbau, kuda, anjing, burung unta dan banyak lainnnya. Karena penyakit ini zoonosis sangat mungkin menular kepada manusia. Atikel ini akan membahas lebih jauh mengenai jejak penyakit antraks di Indonesia dan pencegahannya. Sebelum membahasnya lebih lanjut IPTEK-PETERNAKAN mengajak sahabat IPTEK untuk mendukung blog ini terus berkembang dengan cara klik subscribe pada blog ini.

Sejarah Singkat Penyakit  Antraks di Indonesia

Dikutip dari laman detik health menyebutkan bahwa ada tulisan ilmiah dari seorang dosen dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Asih Rahayu, yang menyatakan bahwa antraks di Indonesia disebut mulai menyebar luas pada tahun 1884 di Teluk Betung. Sejak saat itu antraks sudah beberapa kali mewabah di berbagai daerah. Pada tahun 2023 ini tepatnya pada bulan April muncul kasus manusia terinfeksi dari bakteri antraks di Kabupaten Gunungkidul D.I.Y.

Beberapa rekam jejak penyakit antraks yang ada di Indonesia berhasil IPTEK-PETERNAKAN rangkum dalam tabel berikut ini:

NO.

TAHUN

WILAYAH

KETERANGAN

1

1884

Teluk Betung (lampung)

Ternak kerbau yang menderita penyakit menyerupai antraks dilaporkan dalam javasche Courant

2

1885

Buleleng (Bali), Lampung, dan Palembang

Temuan kasus oleh colonial Verslag

3

1986

Karawang, Madura, Probolinggo, Banten, Padang, Palembang, Bengkulu, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Pulau Rote (NTT)

-

4

1906

14 provinsi

Diduga penyebaran berasal dari sapi perah Eropa dan sapi Ongole Asia Selatan. Dalam buku tahunan Departement van Landbouww, Nijverheden handel, selama 1906 sampai 1921 terjadi wabah ternak. Kemduian berdasarkan catatan Sumanegara (1958).

5

1910

Seluruh pulau Sumatera

Sumber buku tahuanan (Pusat Jawatan Kehewanan sejak 1942)

6

1914

Padang, Palembang, dan Bengkulu

-

7

1927-1928

Padang, Palembang, Bukit tinggi, dan Jambi

-

8

1930

Palembang, Medan, dan Sibolga

-

9

1957

Palembang, Jambi, Padang, Bengkulu, Medan, Bukittinggi, Sibolga, Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon, tegal, Pekalongan, solo, Banyumas, Madura, Madiun, Bojonegoro, Manado, Palu, dan Donggala

Sumanegara (1958), kejadian wabah pada 1906-1957.

10

1975

Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, usa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara timur.

-

11

1980

Sumba Timur

 -

12

1986

Bengkulu, Mentawai, dan Sumbar

 -

13

1989

Mentawai dan Jambi

 

14

1990

Semarang, Salatiga, dan Boyolali

Penyebaran berasal dari sapi perah Amreika Serikat

15

1999

Purwakarta

Kasus pertama menyerang manusia (32 terinfeksi, 0 kematian). Penularan dari burung unta.

16

2003

Yogyakarta

Ada 14 provinsi (37 kota/kabupaten) yang dinyatakan sebagai daerah endemis antraks di Indonesia.

17

2010

Sragen, Maros, Pangkep, dan kabupaten Gowa

 -

18

2011

Sragen, Boyolali, dan Pulau Sabu (NTT)

 -

19

2012

Sulawesi Selatan, Kabupaten Takalar

 -

20

2013

Maros, dan Takalar

 -

21

2014

Gowa, Maros, Sidrap, Bone, dan Blitar.

 -

22

2015

Sidrap, Maros, dan Gowa

 -

23

2016

Sidrap, Gowa, Maros, Pinrang, Polewali Mandar, Gorontalo, dan Pacitan.

 -

24

2017

Gorontalo, Yogayakarta, Jawa Timur, Sulawesi selatan dan NTT

77 kasus terjadi pada manusia

25

2018

Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTB

9 kasus terjadi pada manusia

26

2019

Gunungkidul

Laporan Kemenkes RI

27

2020

Gunungkidul

Laporan Kemenkes RI

28

2021

Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTB

21 kasus menyerang ternak

29

2022

Gunungkidul

23 kasus menyerang manusia

30

2023

Gunungkidul

 -

Sumber: Tempo.co

Penyebab dan Penyebaran

Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks, dapat hidup dalam tanah dan menyebar melalui spora yang mampu bertahan lama bahkan ada laporan bisa betahan hingga 10 tahun. Antraks dapat menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui produk hewan yang terkontaminasi, seperti daging, kulit, wol dll. Manusia dapat terinfeksi bakteri antraks melalui luka terbuka atau menghirup spora.

Karena penyebaran penyakit antraks bisa disebarkan melalui produk hewan yang sudah terjangkit seperti daging, susu dll. Sehingga kita perlu memahami rantai pasok sumber produk peternakan yang akan dikonsumsi.

Gejala pada Hewan yang Terinfeksi Antraks

Mengutip dari laman detik health, Drh Supratikno, MSi, PAVet, selaku Kepala tim peneliti Halal Science Center (HSC) menyebutkan hewan yang terinfeksi antraks dapat menunjukkan gejala adanya darah keluar dari hidung, mulut, anus, dan vulva. Selain itu hewan juga bisa mengalami demam, tremor, sering ambruk, hingga akhirnya mati mendadak. Jadi, jika kalian pernah melihat sapi atau ternak ruminansia yang memiliki gejala seperti yang disebutkan segeralah melaporkan ke pihak dinas peternakan atau instansi terkait agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Gejala dan Diagnosis Pada Manusia

Gejala antraks pada manusia dapat bervariasi tergantung pada metode infeksi. Infeksi melalui kulit dapat menyebabkan lesi berwarena hitam terbuka yang kemudian berkembang menjadi borok dan mengeluarkan cairan. Infeksi melaui inhalasi dapat menyerupai penyakit pernapasan, dengan gejala seperti demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada. Infeksi pada saluran pencernaan dapat menyebabkan rasa mual, muntah, dan diare yang kadang disertai darah.

Diagnosis antraks harus dilakukan dengan bantuan dokter melalui pemeriksaan fisik, analisis laboratorium, dan anamnesis yang teliti tentang paparan hewan atau produk hewan.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan antraks di Indonesia melibatkan langkah-langkah pengelolaan hewan yang baik, karantina terhadap hewan yang terinfeksi, dan pemusnahan hewan yang sudah mati akibat antraks. bagi masyarakat yang tinggal atau berinteraksi dengan hewan potensial penular antraks, dianjurkan untuk melakukan vaksinasi.

Dalam pengobatan kasus antraks, pemberian antibiotik seperti penisilin, doksiklin, dan sefalosporin umunya efektif. Penting untuk segera mengobati penyakit antraks agar mencegah penyebaran lebih lanjut dan komplikatif yang lebih parah.

Berikut ini adalah kutipan dari laman indonesiabaik.id terkait pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit Antraks:

·         Membeli dan mengonsumsi daging yang disembelih di rumah potong hewan (RPH) resmi.

·         Konsumsilah daging hewan yang sehat dan dimasak hingga matang sempurna.

·         Selalu mencuci tangan dengan sabun setelah mengolah (memasak) produk hewan.

·     Segera melapor ke petugas peternakan atau kesehatan hewan/Pusat Kesehatan Hewan apabila   menemukan hewan ternak sakit atau mati mendadak.

·   Tidak membawa hewan sakit keluar dari wilayahnya, agar tidak menyebarkan penyakit ke wilayah lain.

·     Segera cuci tangan pakai sabun dan desinfektan bila secara tidak sengaja telah melakukan kontak dengan hewan sakit/mati.

·      Tidak diperkenankan menyembelih apalagi mengonsumsi daging yang berasal dari hewan sakit (terutama bila hewan telah menunjukkan tanda terserang penyakit Antraks).

Kasus Antraks di Indonesia

Meskipun antraks merupakan penyakit yang jarang terjadi pada manusia di Indonesia, kasus antraks sudah tercatat sebelumnya, terutama di daerah pedesaan yang melibatkan kegiatan peternakan. Peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai tindakan pencegahan serta penangan yang cepat dan tepat setiap kali terjadi kasus antraks merupakan faktor penting dalam pengendalian penyakit ini di Indonesia.

Kesimpulan

Jejak penyakit antraks di Indonesia sudah belangsung sejak abad 19 dan menjadi penyakit endemic untuk 14 kota/kabupaten yang ada di Indonesia. Penyakit antraks dapat menjadi ancaman serius karena penyebarannya yang begitu cepat dan menjadi wabah. Orang yang paling berisiko terinfeksi penyakit antraks adalah mereka yang berhubungan langsung dengan hewan terinfeksi. Kesadaran tentang gejala, penyebaran, pencegahan, dan pengobatan penyakit ini adalah hal yang penting. melalui upaya pencegahan dan pengendalian yang tepat, serta pemahaman masyarakat yang lebih baik mengenai antraks, kita dapat meminimalkan risiko penularan dan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini di Indonesia.

Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bacillus_anthracis

https://tekno.tempo.co/read/1745503/jejak-kasus-antraks-di-indonesia-ternyata-sudah-ada-sejak-1884 

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4866747/sejarah-antraks-dan-asal-usul-nama-penyakit-sapi-gila

https://indonesiabaik.id/infografis/jejak-antraks-pada-manusia-di-indonesia#:~:text=Biasanya%2C%20pada%20manusia%2C%20antraks%20akan,bagian%20tubuh%20yang%20diserang%20antraks.

https://sohib.indonesiabaik.id/article/penyakit-anthrax-adalah-3oZZL

Komentar