Batang Pisang Bisa Diolah Menjadi Pakan "Bergizi" Tinggi



Mengolah Batang Pisang Sebagai Pakan Alternatif
Oleh: Muhammad Resthu

Pada postingan kali ini kita akan mencoba membahas masalah pakan. Kenapa masalah pakan? Karena dalam usaha peternakan hampir 60-70% biaya operasional merupakan biaya dari pakan ternak.

Karena hal tersebut pula hampir rata-rata peternak banyak menghabiskan waktu untuk mencari pakan atau ngarit setiap hari dan menjadi aktifitas rutin peternak. Sehingga masalah pakan sangat penting untuk dibahas terutama untuk menemukan solusi yang efisien serta efektif.

Pakan dibutuhkan oleh ternak untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi ternak tersebut. Ketersediaan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya harus selalu stabil.

Namun, sering kali ketersediaan pakan hijauan tergantung dengan musim. Pada saat musim kemarau datang, rumput/hijauan sulit diperoleh peternak, sehingga akan sulit dalam memenuhi pakan ternak terutama ternak ruminansia.

Sehingga perlu pakan alternatif sebagai solusi saat terjadinya kelangkaan hijauan. Salah satu pakan alternatif yang mudah kita jumpai di sekitar kita adalah batang pisang.

Sebagai negara beriklim tropis memang pisang sangat mudah tumbuh hampir diseluruh daerah di Indonesia. Batang pisang biasanya akan ditebang dan dibuang ketika sudah diambil buahnya karena biasanya tidak berproduksi lagi seperti kata pepatah melayu “Pantang Pisang Bebuah Dua Kali” eaaaakkkkk.

Nah, limbah batang pisang ini nantinya bisa kita gunakan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak ruminansia biasanya diberikan secara segar.

Dan dalam penggunaannya sebagian peternak menggantikan air dengan batang pisang dalam sistem pemeliharaan intensif pada sapi potong, karena kandungan air dalam batang pisang sangat tinggi.

Sebagai limbah pertanian batang pisang ini mempunyai kendala akan kualitas nutrisinya yang rendah dan lagi karena kandungan airnya yang terlalu tinggi membuat batang pisang umumnya tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Untuk lebih jelasnya kandungan nutrisi batang pisang dapat dilihat pada tabel di bawah,

Nutrisi
Persentase (%)
Bahan Kering (BK)
9,8
Abu
18,4
Lemak Kasar (LK)
3,2
Serat Kasar (SK)
31,7
Protein Kasar (PK)
8,8

Seperti pada tabel di atas kandungan Serat Kasar (SK) sangat tinggi dan Protein Kasar (PK) sangat rendah, ini ciri umum yang ditemukan pada kebanyakan limbah pertanian.

Oleh karena itu pakan asal batang pisang ini sebaiknya diolah dulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya sebelum diberikan pada ternak dan juga dengan pengolahan masa simpan pakan bisa lebih lama.

Pengolahan yang mudah dan murah yaitu pengolahan secara biologis atau fermentasi. Pada proses fermentasi mikroorganisme akan bekerja merombak atau mendegradasi senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Dan juga dengan metode fermentasi diharapkan kandungan protein batang pisang menjadi tinggi karena sudah ada bakteri yang berkembang biak di batang pisang sebagai PST (Protein Sel Tunggal) dan juga berfungsi sebagai probiotik.

Sebagaimana yang kita ketahui probiotik cukup bagus untuk pencernaan dan mampu meningkatkan nilai cerna bahan pakan dalam tubuh ternak.

Bagaimana cara membuat batang pisang fermentasi?

Sediakan bahan dan alat berikut:
-      Batang pisang
-      Dedak padi
-      EM4
-      Kantong plastik atau tempat untuk fermentasi

Cara pembuatannya sangat mudah, pertama potong batang pisang menjadi ukuran lebih kecil sekitar 3-4 cm. Setelah itu ditambahkan dedak padi 10% dari berat batang pisang (jika batang pisang 10 kg maka tambahkan dedak padi 1 kg).

Kemudian tambahkan EM4 secukupnya hingga merata. Selanjutnya bahan dicampur dan diaduk hingga merata. Lanjutkan dengan proses fermentasi selama 21 hari. Usahakan tempat fermentasi tidak bolong atau kedap udara.

Setelah 21 hari pakan sudah bisa digunakan untuk ternak. Pakan fermentasi yang baik ditandai dengan aroma yang asam, tidak berjamur, tekturnya remah, dan warnanya kahitaman.

Jika ingin memperoleh kandungan nutrisi yang lebih seimbang dapat ditambahkan konsentrat dengan perbandingan konsentrat dan batang pisang fermentasi adalah 50:50.

Pakan jenis ini dikenal dengan pakan komplit dan biasanya keuntungan diperoleh dari pakan komplit ini adalah kualitas nutrisi pakan yang lebih baik dan seimbang.

Contoh susunan komposisi pakan komplit yang bisa kita buat adalah sebagai berikut:

Bahan Pakan
Persentase (%)
Batang Pisang Fermentasi
50
Bungkil Kedelai
17
Pollard
18
Jagung
14
Garam
1

Pakan dicampur dan pastikan semua bahan tercampur secara merata agar pada saat diberikan pada ternak nutrisinya bisa diperoleh merata. Untuk bahan pakan konsentrat bisa diganti dengan yang lain tapi tetap memperhatikan kadar nutrisinya.
Yang penting bahan pakan tersebut mudah diperoleh dan tidak mahal.


Kandungan nutrisi pakan komplit ini sebagai berikut:

Nutrisi
Persentase (%)
Bahan Kering (BK)
50,3
BO (%BK)
87,08
PK (%BK)
14,02
SK (%BK)
20,39
LK (%BK)
5,05

Setelah melalui proses pengolahan batang pisang yang mulanya nutrisinya rendah menjadi lebih tinggi setelah menjadi pakan komplit. Pakan komplit ini memiliki persentase Kecernaan Bahan Kering (KBK), Kecernaan Bahan Organik (KBO) dan TDN (Total Digestable Nutrient) yang cukup tinggi yaitu masing-masing 75,06%, 68,50%, dan 66,07%.

Mungkin bagi sahabat Iptek Peternakan yang belum tahu agak bingung tentang istilah tersebut, secara umum KBK, KBO dan TDN adalah penilaian kemampuan cerna komponen pakan ternak seperti protein, serat, lemak, karbohidrat dll.

Nilai ini diperoleh dari uji in vitro atau pengujian di laboratorium dengan mengkondisikan pakan tersebut sama situasinya saat dicerna oleh ternak. Secara umum ketiga hal tersebut adalah indikator dalam menilai kualitas pakan. Semakin tinggi nilainya maka semakin bagus kualitas pakannya.

Sekian informasi dari kami, terus dukung blog kami, jika informasi ini memiliki manfaat silahkan bagikan ke teman, keluarga dan sahabatmu. Dan jika sahabat Iptek Peternakan ingin selalu update informasi terbaru dari kami silahkan klik Langganan. Semua ini gratis untuk sabahat Iptek Peternakan.

Referensi:

Thiasari, N dan Setiyawan, A. I. Complete Feed Batang Pisang Terfentasi dengan Level Protein Berbeda Terhadap Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik dan TDN Secara in vitro. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2): 67-72.

Komentar