Pengawetan Hijauan Pakan Ternak dengan Cara Silase



Silase Sebagai Pakan Ternak
Oleh: Muhammad Resthu

Hai sahabat IPTEK PETERNAKAN kali ini kita akan membahas mengenai teknologi pengolahan pakan ternak ruminansia yaitu silase. Silase merupakan metode pengolahan pakan hijauan ternak dengan mengkondisikan pakan pada suasana asam di dalam silo yang diperoleh oleh aktivitas fermentasi mikroba secara anaerob.

Tujuan dari pembuatan silase ini adalah untuk mengurangi kerusakan pakan hijauan akibat lamanya proses penyimpanan atau pembusukan dari mikroorganisme patogen/pembusuk dan juga pengolahan pakan hijauan jenis ini dilakukan untuk memperoleh keseragaman kualitas pakan hijauan yang sudah dipanen dalam satu masa yang sama. Pakan akan bertahan lama dengan tidak terjadinya penurunan kualitas secara signifikan akibat proses penyimpanan dikarenakan kondisi asam saat proses fermentasi berlangsung. Kondisi asam dengan pH antara 4-5 bisa menghambat pertumbuhan jamur, kapang, dan mikroorganisme patogen yang menyebabkan pembusukan. Kondisi asam dihasilkan oleh Bakteri Asam Laktat yang memanfaatkan gula sederhana dari pembuatan silase.


Indonesia sendiri hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Produksi pakan hijauan pada musim hujan biasanya cenderung meningkat sehingga bisa dimanfaatkan sebagai cadangan pakan hijauan di musim kemarau. Ditambah lagi pembuatan silase bisa memudahkan peternak agar tidak lagi ngarit setiap hari. Manfaat lainnya dari pembuatan silase adalah tingkat palatabilitas akan meningkat. 

Pembuatan silase pada dasarnya cukup sederhana yaitu dengan beberapa langkah berikut:

Persiapan bahan:

1.    Tetes tebu (molasses) = 3% dari bahan silase, jika sulit memperolehnya maka dapat diganti dengan larutan gula merah dengan beberapa variasi persentase terhadap pelarut air.
2.    Probion sebagai bahan bakteri pemerkaya dan pemercepat proses fermentasi (dapat dibeli di toko pertanian/peternakan)
3.    Dedak hulus = 5% dari bahan silase.
4.    Menir = 3.5% dari bahan silase (tidak digunakan).
5.    Onggok = 3% dari bahan silase (tidak digunakan).
6.    Rumput Gajah atau hijauan sebagai bahan silase (menggunakan batang dan daun jagung (boros jagung)).
7.    Silo atau kantong plastik, lebih bagus menggunakan tong berpengunci dengan volume 150 liter.

Pembuatan:

1.    Cacah hijauan seperti rumput atau tanaman jagung selanjutnya dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat, sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
2.  Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran (homogen merata). Dengan perbandingan (gula (kg): dedak (kg): hijauan (kg): probion (ml))
a.    4 x 6 x 100 x 15
b.    3 x 5 x 100 x 15
c.     2 x 4 x 100 x 15
3.    Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara. Setiap padatan hijauan dibuat berlapis, setiap lapis di siram dengan campuran bahan secara merata lalu dibuat lapisan seterusnya hingga penuh.
4. Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
5.   Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dipadatkan dan tutup tong dikunci rapat.

Cara Penggunaan:

1.  Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu silase siap digunakan, dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil silasenya. Proses silase yang benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahkan lebih. Asalkan wadah/ tong tertutup dengan rapat.
2.   Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak jangan terlalu sering di buka-tutup karena kondisi silo nantinya tidak lagi anaerob, contonya ambil pakan untuk kebutuhan 3-5 hari.
3.  Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghilangkan bau asam yang menyengat.
4.   Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak.

Indikator Silase yang Baik:

1.    Rasa dan wanginya asam
2.    Warna pakan ternak masih hijau
3.    Teskstur rumput masih jelas
4.    Tidak berjamur, tidak berlendir, dan mengumpal

Bagaimana dengan Nutrisi Silase Hijauan Pakan Ternak?


Menurut Hidayat (2014) silase yang diberikan tetes tebu memiliki pengaruh terhadap kandungan protein kasar, peningkatan berbanding lurus dengan jumlah tetes tebu yang diberikan. Dilanjutkan lagi bahwa kandungan gizi silase dapat dipertahankan dengan menambahkan kultur bakteri (Bakteri Asam Lkatat), karbohidrat sederhana, asam organik, enzim, dan nutrient lainnya spereti urea, amonia dan mineral). Pada penelitian Hidayat (2014) juga menyebutkan juga bahwa adanya perubahan kandungan serat kasar pada tnaman. Kandungan karbohidrat pada silase akan dirombak menjadi asam lemak terbang (asam asetat, asam butirat, asam propionat, asam karbonat, serta alkohol dalm jumlah yang kecil, hampir separuh dari jumlah hemiselulosa dapat di degradasi oleh enzim-enzim saat proses ensilasi terjadi. Kandungan protein kasar dan serta kasar silase rumput raja dari penelitian Hidayat adalah 9,45% dan 31,16%.


Sekian sahabat IPTEK PETERNAKAN artikel mengenai Silase, Pengolahan Pakan Hijauan Ternak. Semoga artikel ini bisa bermanfaat. 

Referensi:



Hidayat, N. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable. Agripet. Vol (14), No. 1: 42-49.

Komentar

lane hemings mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.