Kulit
Jeruk Sebagai Antioksidan Alami
Oleh: Muhammad Resthu
Seperti yang kita
ketahui bahwa jeruk merupakan buah yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat.
Karena rasa segar dan nikmatnya apalagi jika dijadikan dalam bentuk jus. Sering
juga buah ini digunakan sebagai bahan bumbu dalam masakan. Kaya akan vitamin C
mampu menjaga keadaan tubuh tetap vit dan sehat buah jeruk selalu jadi pilihan
daftar menu makanan sehat. Ternyata tidak hanya buahnya saja yang bermanfaat
tapi juga kulit buah jeruk masih mengandung beberapa senyawa aktif yang bisa dimafaatkan.
Terutama sebagai bahan additif dalam pembuatan pakan ternak.
Dalam dunia
peternakan pakan merupakan aspek paling penting. Karena 70% biaya usaha peternakan
dipengaruhi oleh pakan. Sehingga kualitas pakan perlu dijaga. Secara umum pakan konsentrat
mengandung 60 sampai 65% bahan bijian dan dicampur dengan beberapa bahan pakan
yang masih mengandung lemak tinggi seperti bungkil kelapa, bungkil kedelai,
dll. Sehingga pakan akan lebih mudah mengalami kerusakan.
Salah satu
bentuk kerusakan bahan pakan adalah terbentuknya reaksi
ransiditas. Ransiditas merupakan suatu proses perubahan kimia karena proses
enzimatik sehingga menyebabkan kualitas pakan menurun. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian antioksidan
sehingga proses oksidasi bahan pakan yang dapat menyebabkan kerusakan dapat
dihambat.
Antioksidan
sendiri adalah senyawa pemberi elektron pada senyawa yang memiliki elektron
yang tidak berpasangan (radikal bebas). penggunaan zat kimia sebagai antioksidan
sangat tidak dianjurkan karena ditakutkan penggunaan bahan kimia ini dapat
menimbulkan efek negatif dalam waktu jangka panjang dan penggunaan bahan kimia
lebih mahal. Sehingga perlu adanya penggunaan bahan alami sebagai alterbatif
penggunaan bahan antioksidan dalam pakan ternak seperti kulit buah jeruk.
Berdasarkan
hasil uji fitokimia juga menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana kulit buah jeruk
sambal mengandung senyawa steroid, sedangkan ekstrak etil asetat dan ekstrak
metanol mengandung flavonoid, polifenol dan alkaloid.
Beberapa jenis
kulit buah jeruk juga mengandung senyawa tanin dan fenol. Kadar Tanin dan kadar
fenol dalam kulit buah jeruk mampu meningkatkan aktivitas antioksidan. Meskipun
perlu juga dietahui tanin bersifat sebagai senyawa antinutrisi sehingga kadar
penggunaannya perlu diperhatikan dalam pakan.
Selain itu juga
kulit jeruk mengandung minyak atsiri, salah satu jenisnya adalah limonen yang
merupakan kandungan senyawa dominan dalam kulit buah jeruk. Manfaat limonen
dapat menghambat perkembangan tungau. Tungau sendiri biasanya akan membuat
pakan menjadi berbau tengik.
Dalam
aplikasinya kulit jeruk terlebih dahulu harus diekstrak menggunakan beberapa
bahan dasar turunan alkohol seperti metanol karena aktivitas antioksidan kulit
jeruk akan meningkat dengan adanya interaksi antara senyawa kulit jeruk dan
bahan pengekstrak.
Penggunaan
bahan kimia sebagai antioksidan seperti vitamin E biasanya dengan perbandingan
200 – 300 g/ton untuk bahan baku yang mengandung lebih dari 10% lemak.
DAFTAR REFERENSI
Wulandari, M.,
Idiawati, N., dan Guzsrizal. 2013.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat dan Metanol Kulit
Buah Jeruk Sambal (Citrus microcarpa Bunge).
JKK. Vol. 2, No. 2, Hal. 90 – 94. Universitas Tanjung Pura.
Rafsanjani, M. K.,
dan Putri, W. D. R. 2015. Karakterisasi Ekstrak Kulit Jeruk Bali Mengunakan
Metode Ultrasonic Bath (Kajian Perbedaan Pelarut dan lama Ekstraksi). Jurnal
Pangan dan Agroindustri, Vo. 3, No. 4, Hal. 1473 – 1480. Universitas Brawijaya. Malang.
Istainto, M. 2003.
Pengaruh Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis dan Besar Terhadap Perkembangan Tungau
Panonychus Citri (Acarina:
Tetranychidae). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 9, No. 2,Hal. 99 –
107. Balai Penelitian Tanaman Buah Solok Sumatra Barat.
Sumber gambar: http://lampung.tribunnews.com
Komentar