Gas Metana dari Peternakan



Gas Metana dari Peternakan
Oleh Muhammad Resthu

Sekilas Tentang Gas Metana

Gas metanaa merupakan salah satu komponen gas yang ada di alam selain oksigen, karbondioksida dan gas lainnya. Gas metanaa tidak bewarna dan tidak berbau sehingga sangat sulit untuk diindentifiasi menggunakan panca indera. Secara alami gas metanaa terbentuk dari hasil perombakan yang dilakukan oleh bakteri. Pembentukan gas metanaa di alam tidak bisa dihentikan karena memang selalu terbentuk secara alami namun konsentrasinya di alam dapat kita kurangi atau diminimalisirkan.

Penyebab Pemanasan Global

Masalah global yang paling hangat dan selalu jadi topik perbincangan adalah pemanasan global. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap tahunnya suhu bumi akan meningkat setengah derajat. Salah satu penyebabnya adalah efek rumah kaca. Bagaimana timbulnya efek rumah kaca ini? Efek rumah kaca merupakan terperangkapnya radiasi gelombang panjang dari sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi akbiat tingginya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sehingga tak dapat dilepas keluar bumi dan meningkatnya suhu bumi. Gas metanaa merupakan faktor penghambat di atmosfer bumi dalam mengembalikan radiasi gelombang panjang yang dipantulkan balik oleh bumi ke luar angkasa. Semakin tinggi konsentrasi gas metanaa di alam maka semakin banyak pula radiasi matahari yang teperangkap. beberapa efek negatif dari meningkatnya suhu bumi yaitu mencairnya es di kutub, perubahan iklim secara drastis, rusaknya suatu ekosistem terutama ekosistem air.

Penyumbang Gas Metana di Alam

Salah satu penyumbang gas metanaa di alam adalah dari sub sektor peternakan. Hampir 16% gas metanaa di alam dihasilkan dari sub sektor peternakan terutama peternakan ruminansia. Tidak boleh tidak, produk peternakan seperti daging selalu menjadi permintaan publik sebagai pemenuhan kebutuhan protein asal hewan. Dengan semakin tingginya permintaan daging karena jumlah penduduk semakin tinggi tentu pertumbuhan peternakan akan semakin meningkat pula. Jika pengendalian efek samping limbah peternakan tidak bisa dikontrol maka kondisi lingkungan akan semakin buruk.

Proses Terbentuknya Gas Metana dari Ternak

Ternak ruminansia menghasilkan gas metanaa dengan dua cara yaitu melalui fermentasi dari rumen oleh bakteri rumen yang mencerna pakan dan juga melaui feses dan urin. Gas metanaa yang terbentuk di dalam pencernaan rumen sekitar 80 sampai 95% sedangkan 5 sampai 20% terbentuk di dalam usus besar. Gas metanaa yang terbentuk dari pencrnaan akan dikeluarkan ke alam melalui mulut ternak. Di dalam pencernaan ruminansia ada suatu mekanisme pencernaan yang disebut dengan metanaaogenesis yang merupakan hasil akhir dari jalur fermentasi makromolekul kimia pakan untuk mencegah terjadinya penumpukan hidrogen. Bakteri Archaea metanaaogen merupakan bakteri pembentuk gas metanaa dari gas hidrogen dan karbondioksida. Sementara disisi lain hasil pencernaan berupa feses dan urin ternak masih mengandung gas metana yang bisa menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak bisa dikelola dengan baik. Rata-rata seekor sapi bisa menghasilkan gas metan 200 liter setiap harinya.

 Upaya Pengendalian dan Pemanfaatan Gas Metana dari Ternak



Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah emisi gas metanaa di alam. Dengan berkembangnya IPTEK menjadikan suatu kemudahan dalam mengolah dan mengurangi emisi dari gas metanaa ini dari sub sektor peternakan. Diantara upayanya yang bisa dilakukan adalah dengan memebrikan pakan kualitas baik bagi ternak. Selain produksi semakin bagus pakan berkualitas baik akan menghasilkan gas metanaa yang sedikit dibandingkan dengan membrikan pakan yang berkualitas rendah seperti tingginya kadar serat kasar seperti jerami utuh tanpa adanya pangolahan. Selain itu pula limbah seperti feses dan urin ternak bisa juga bisa dijadikan biogas sehingga dapat menambah keuntungan. Di satu sisi memang gas metanaa merugikan bagi lingkungan, namun perlu diketahui pula bahwa gas metanaa sebenarnya bisa dijadian sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan murah tentunya.

Daftar Referensi                                                                                                               




Nur, K., Atabany,A., Muladno, dan Jayanegara, A. 2015. Produksi Gas Metanaa Ruminansia Sapi Perah dengan Pakan Berbeda serta Pengaruhnya terhadap Produksi dan Kualitas Susu. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, Vol. 3, No. 2, Hal. 65 – 71, IPB.

Puspitasari, R., Muladno, Atabany, A., dan Salundik. 2015. Produksi Gas Metanaaa (CH4) dari Feses Sapi FH Laktasi dengan Pakan Rumput gajah dan Jerami Padi. Jurnal ilmu Produski dan Teknologi Hasil Peternakan, Vol. 3, No. 1, Hal. 40 – 45. IPB.

Slamet, L. Pemanfatan Gas Metan Sebagai Sumber Energi. Jurnal Lapan.

Komentar