Oleh: Muhammad Resthu
Perkawinan pada ternak adalah proses perbanyakan populasi
ternak dengan cara alami maupun dengan cara buatan. Dalam dunia peternakan
perkawinan juga digunakan sebagai sarana untuk meningkatakan kualitas genetik
suatu ternak dengan mengawinsilangkan antar bangsa ternak atau strain dari
ternak untuk memunculkan atau menghilangkan suatu sifat yang dimiliki oleh
suatu ternak. Secara alamiah ternak akan kawin jika sudah mencapai kematangan
pada organ reproduksinya. Namun, untuk meningkatkan kualitas genetik ternak
dengan mengawinsilangkan ternak itu cukup sulit jika dilakukan secara alami.
Salah satu faktornya adalah karena perbedaan ukuran tubuh ternak sehingga menyulitkan untuk kawin
dan juga perbedaan dari tempat hidup ternak seperti mengawinsilangkan ternak iklim
tropis dengan iklim subtropis. Inseminasi Buatan adalah salah satu upaya yang
bisa digunakan untuk mengatasi permasalah tersebut. Inseminasi buatan (IB) adalah penempatan semen pada saluran
reproduksi betina secara buatan (Inounu, 2014).
Teknik Inseminasi Buatan pada ruminansia sangat sering
kita jumpai saat ini. Namun, pada ayam aplikasinya masih kurang karena
paradigma masyarakat Inseminasi Buatan pada ayam hanya akan membuang-buang
waktu. Menurut Nurhaeda
(2013) menyatakan bahwa teknik Inseminasi Buatan pada ayam tidak berpengaruh
nyata hanya saja secara empiris teknik perkawinan IB lebih tinggi fertilitasnya
dibandingkan dengan kawin secara konvensional. Tingginnya angka fertilitasnya
lebih tinggi pada IB karena deposisi semen lebih dekat dengan ke ovarium yang
terletak didaerah infudibulum. Keuntungan lainnya yang bisa diperoleh dari teknik
Inseminasi Buatan ini adalah hanya dengan menggunakan 1 ekor ayam jantan dapat
mengawinkan beberaoa ekor ayam betina dengan waktu yang bersamaan. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta (1998)
menyatakan bahwa Inseminasi Buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara
buatan dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl
Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.
Berdasarkan teori yang telah dibahas sebelumnya prinsip dari teknik Inseminasi
Buatan adalah bagaimana spermatozoa dari jantan bisa ditempatkan ke dalam organ
reproduksi betina.
Cara Inseminasi Buatan Pada
Ayam
Tahapan dalam melakukan Inseminasi Buatan pada ayam sebagai berikut,
1.
Tahapan Pengambilan Sperma, Bersihkan kotoran yang menempel pada anus dan
sekitarnya. Kemudian ayam jantan diapit diantara lengan dan badan, lalu
dilakukan rangsangan dengan cara mengurut berulangkali pada bagian punggung
yaitu dari bagian pangkal leher sampai pangkal ekor. Dengan rangsangan tersebut
ayam akan bereaksi, ditandai dengan meregangnya bulu ekor ke atas dan pada saat
yang bersamaan tekan bagian bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan
sperma berwarna putih agak kental, selanjutnya ditampung dengan tabung
penampung.
2.
Tahapan Pengenceran Sperma, Encerkan sperma dengan larutan infuse atau NaCl
Fisiologis 0,9% dengan perbandingan 1 : 6-10. Caranya sedot NaCl Fisiologis
dengan spuit sesuai derajat pengencerannya, masukkan kedalam tabung yang sudah
berisi sperma, goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap untuk
dimasukkan kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah diencerkan
kurang lebih 30 menit. Semen yang berkualitas baik diencerkan dengan pengencer
sampai mencapai konsentrasi 150 juta spermatozoa motil progresif per 0,1 ml
semen (Ridwan dan Rusdin, 2008).
3.
Tahapan Inseminasi, metode intra vaginal artinya sperma disuntikkan ke
dalam vagina dengan kedalaman ± 3 cm. 2. Metode intra uterin artinya sperma
dimasukkan ke bagian uterus dengan kedalaman ± 7-8 cm. Bersihkan kotoran yang
menempel di anus dan sekitarnya dengan menggunakan tissue pembersih. Pelaksanaan
Inseminasi Buatan dilakukan 2 orang, melaksanakan 1 orang memegang ayam dan 1
orang Inseminasi Buatan. Tekan bagian tubuh dibawah anus hingga terlihat
saluran reproduksi (sebelah kiri) dan saluran kotoran (sebelah kanan). Lalu sperma
yang sudah diencerkan disedot dengan spuit tanpa jarum sebanyak 0,1-0,2 ml
kemudian dimasukkan kedalam alat kelamin betina. Kemudian berikan vitamin anti
stress pada ayam yang di inseminasi. 6. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
sebaiknya Inseminasi Buatan diulang 3 hari setelah Inseminasi Buatan yang
sebelumnya.
Faktor Keberhasilan Inseminasi
Buatan
Pada proses Inseminasi Buatan pada ayam ada beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk mencapai keberhasilannya. Diantaranya waktu, sperma tidak
bisa bertahan lama di udara terbuka terlebih sperma ayam saat ini untuk sperma
ayam sendiri belum ditemukan teknik untuk membekukannya dan menyimpannya lebih
lama. Dalam inseminasi Buatan pada ayam sperma hanya bertahan dalam hitungan
menit saja sehingga proses inseminasi harus cepat dilakukan. Kemudian, tempat
inseminasi harus diperhatikan karena sperma akan mati jika terpapar cahaya
sinar matahari. Kecakapan teknik karena saat inseminasi sperma tidak sampai ke
dalam infundibulum akibat sperma tidak masuk melalui saluran reproduksi betina.
Sementara itu kloaka merupakan muara dari 3 saluran yaitu saluran feses, urin
dan reproduksi. Kualitas dari pejantan dan indukan juga harus diperhatikan
seperti sehat, tidak cacat, recording produksinya baik, memiliki libido yang
bagus dan memasuki usia kawin untuk pejantan 1,5 sampai 3 tahun dan betina 7
sampai 12 bulan, dan untuk betina sudah pernah melewati masa bertelur
pertamanya.
KESIMPULAN
. Berdasarkan
hasil pembahasan diatas kita ketahui bahwa inseminasi buatan merupakan suatu
teknik dalam perbanyakan populasi ternak yang sangat efisien dan efektif. Dapat
meningkatkan kualitas genetik ternak dengan teknik sederhana dan murah.
DAFTAR
BACAAN
Inounu, I. 2014. Upaya Meningkatkan Keberhasilan Inseminasi
Buatan pada Ternak Ruminansia Kecil. WARTAZOA. Vol. 24, No. 4, Hal. 201-209.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembagan Pertanian Instalasi
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta. 1998. Inseminasi
Buatan Pada Ayama Buras. Jakarta.
Nurhaeda. 2013. Pengaruh Tempat Deposisi Semen dengan
Metode Inseminasi Buatan Terhadap Fertilitas Telur Ayam Buras. Jurnal Galung
Tropika, Vol. 2, No. 2, Hal. 103-105. Universitas Muhammadiyah Pare-Pare.
Ridwan dan Rusdin. 2008. Konservasi Semen Ayam Buras
Menggunakan Berbagai Pengencer Terhadap Fertilitas dan Periode Fertil
Spermatozoa Pasca Inseminasi Buatan. Jurnal Agroland, Vol. 15, No. 1, Hal. 63-67.
Komentar