Biourin, Pupuk Cair dari Urin Ternak



Biourin, Pupuk Cair dari Urin Ternak
Oleh: Muhammad Resthu
Permasalahan Lingkungan dari Limbah Peternakan

Selain feses pada umumnya ternak juga menghasilkan urin. Pada ternak ruminansia urin dihasilkan terpisah dari feses berbeda halnya dengan ternak unggas yang mengeluarkan urin dan feses bersamaan sehingga tidak dapat terpisah atau homogen ini dikarenakan saluran ekskresi atau saluran pembuangan ada unggas menyatu pada satu muara yang disebut dengan kloaka.

Semaraknya perkembangan peternakan ramah lingkungan membuat sebagian dari kita berupaya dalam memanfaatkan limbah urin secara bijak dan cerdas. Bayangkan saja, ternak ruminansia seperti sapi dewasa dalam sehari dapat menghasilkan urin rata-rata 5 liter (Nuraini dan Asgianingrum). Jika dikalkulasikan 10 ekor ternak saja dalam satu peternakan maka seharinya dapat dihasilkan 50 liter urin. Pemanfaatan yang kurang baik dapat menyebabkan masalah lingkungan seperti akibat amonium dalam urin dapat mencemari air. Penggunaan urin secara langsung kurang baik karena kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman masih sangat rendah, biourin sebagai teknik yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dari limbah urin.

Biourin merupakan upaya fermentasi urin dengan memanfaatkan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme akan merombak unsur kimia dan juga memperbanyak kandungan suatu unsur kimia dalam urin tersebut akibat dari aktivitas pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.



Kandungan Urin dan Biourin

Meskipun urin termasuk ke dalam limbah dan hasil sampig dari peternakan, urin sapi masih mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti unsur N, P dan K. Kandungan unsur hara urin sapi adalah N sebesar 0,076%; P sebesar 0,014%; K sebesar 0,271% dan C sebesar 0,106% dengan nilai C/N sebesar 1,39 (Pudjiarti et al; Siregar).
Secara umum kandungan unsur kimia N, P, dan K dalam biourin semakin tinggi. Meningkatnya kandungan unsur kimia biourin akibat terjadinya fermentasi.




Aplikasi Pada Tanaman

Tanaman secara umum membutuhkan unsur N, P, dan K untuk tumbuh dan berkembangnya. Kandungan N sebagai unsur utama yang dibutuhka dalam pertumbuhan batang, cabang daun maupun dalam penyusunan klorofil (Siregar). Kandungan P dibutuhkan tanaman dalam perkembangan akar, pemasakan buah, transport energi dalam sel, pembentukan buah dan produksi biji (Yulipriyanto; Siregar). Unsur K dibutuhkan tanaman untuk memperkuat tanaman pada pembentukan karbohidrat, pengerasan bagian batang, peningkatan kualitas biji dan daun (Siregar).
Aplikasi pada tanaman menurut BPTP Bangka Belitung cukup dengan menyemprotkan pada daun dan bisa juga dengan penyiraman pada tanaman.
Menurut Filaprasetyowati dkk. Pada pemberian larutan biourin sapi 150 ml tan-1 berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun. Pemberian larutan biourin sapi 150 ml tan-1 mampu meningkatkan bobot segar konsumsi tanaman per satuan luas dari 8,89 ton ha-1 menjadi 15,41 ton ha-1 atau setara dengan 73,34% dibandingkan tanpa pemberian larutan biourin sapi.
Ini membuktikan bahwa biourin mampu membantu meningkatkan produksi tanaman.


Teknik Pembuatan Biourin Secara Sederhana

Prinsip sederhana dari proses pembuatan biourin ini yaitu aktivitas mikroba yang berlangsung pada urin secara anaerob. Adapun cara pembuatan biourin ini menurut BPTP Kepulauan bangka Belitung,
1.       Siapkan urine sapi pada bak penampungan
2.       masukan sereh wangi yang sudah dicacah ke dalam urine guna mengurangi bau menyengat dari urine dengan perbandingan 10 kg serai untuk 500 L bahan urine
3.       siapkan larutan molasses, atau gula merah dengan perbandingan 250 ml molasses untuk 10 L air bersih
4.       Larutkan bio activator atau bisa menggunakan EM4 ke dalam larutan molasses, aduk lalu diamkan selama 30 menit
5.       Masukkan larutan bio activator ke dalam urine, kemudian tutup wadah fermentasi, dan simpan selama 4 minggu,
6.       buka tutup wadah setiap 1 minggu sekali dan lakukan pengadukan selama 15 menit
7.       setelah 4 minggu, lakukan sirkulasi dengan menggunakan tangga selama 24 jam guna membuang unsur ammonia yang bersifat patogen bagi tanaman
8.       lakukan pengemasan

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa limbah hasil peternakan seperti urin tidak bisa dibiarkan saja tanpa diolah lebih lanjut dikarenakan dapat berdampak pada masalah lingkungan. Biourin merupakan upaya dalam meningkatkan pemanfaatan urin ternak sebagai pupuk cair yang ramah lingkungan.
DAFTAR BACAAN                                                                                                       

Filaprasetyowati, N. E., Santosa, M., dan Herlina, N. 2015. Kajian Penggunaan Pupuk Biourin Sapi dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.). Jurnal Produksi Tanaman, Vol. 3, No 3, Hlm. 239 – 248. Universitas Brawijaya.
Nuraini Y., dan Asgianingrum, E. R. 2017. Peningkatan Kualitas Biourin Sapi dengan Penambahan Pupuk hayati dan Molases serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Pakchoy. J. Hort. Indonesia, Vol. 8, No. 3, Hal. 183 – 191. Universitas Brawijaya.
Siregar, E. S. Kualitas Pupuk Organik Cair (Biourin) yang Difermentasi dengan Penambahan Stater Effective Microorganism 4 (EM4). Universitas Jambi.

Komentar