Mengenal Kambing Hutan Sumatra



Mengenal Kambing Hutan Sumatra
Oleh: Muhammad Resthu

Kambing Hutan Sumatra

Kambing Hutan Sumatra atau dengan bahasa latin disebut Capricornis sumatraensis sumatraensis merupakan jenis satwa endemik hutan tropis di Sumatra, dengan klasifikasi Ilmiah Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Mammalia, Ordo Artiodctyla, Famili Bovidae, Subfamili Caprinae, Genus Caprinornis, Spesies C. Sumatraensis, Subspesies C. S. Sumatraensis (wikipedia.com).

Secara performan atau penampilan Kambing Hutan Sumatra memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan Kambing biasa. Kambing Hutan memiliki tubuh yang ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badan antara 50-140 kg dengan panjang badan mencapai antara 140 – 180 cm. Tingginya bila dewasa mencapai antara 85 – 94 cm (Segala Fakta).


Terancam Punah

International union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), memasukkan satwa ini dalam kategori rentan (Vulnerable/VU). Populasi mereka terus menurun akibat habitat mereka terganggu. Perburuan dan penebangan hutan serta kerusakan alam akibat bencana alam.

Perburuan satwa ini pada masa awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja oleh masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu perburuan ini sudah merambah sebagai mata pencaharian. Berkembangnya kepercayaan di masyarakat tentang tanduk Kambing Hutan Sumatra ini sebagai obat dan anti racun juga menjadi motif perburuan.


Diberitakan pula saat terjadinya erupsi gunung Sinabung di Sumatra Utara banyak Kambing Hutan Sumatra turun dari pegunungan.


Habitat Kambing Hutan Sumatra

Kambing Hutan Sumatra lebih menyukai berjalan diatas napal (tanah bebatuan) dari pada diatas tanah yang gembur atau becek. Sama seperti kambing pada umumnya Kambing Hutan Sumatra mampu mendaki medan terjal hingga kemiringan 90 derajat.

Pergerakannya di dalam hutan secara individu/soliter dan juga terkadang dalam kelompok kecil. Kambing Hutan Sumatra tinggal di dalam sarang berupa cekungan dangkal pada dinding terjal yang sulit dijangkau oleh manusia. Suhu idealnya adalah sekitar 15-18 derajat selsius dan biasanya hidup di ketinggian 100 – 2000 m dpl dengan curah hujan 2000 – 2500 mm/tahun (Supriati dan Tarigan, 2003).

Populasi Kambing Hutan Sumatra saat ini berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatar Barat, Jambi Bengkulu, dan Sumatara Selatan, juga dapat ditemukan di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yangs secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatra Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam) (Monagbay).

Upaya Melestarikan Kambing Hutan

Menurut PP No.7 tahun 1999, Pemerintah Indonesia menetapkan kambing Hutan Sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi dari kepunahan. Kambing Hutan Sumatra dilindungi oleh undang-undang. Dengan hal tersebut pemerintah sudah mengupayakan dalam melestarikan eksistensi Kambing Hutan Sumatra ini.

Upaya kita sebagai masyarakat yang bijak adalah menjalankan aturan dari pemerintah yang telah ditetapkan. Peningkatan informasi dan pengkajian secara ilmiah tentang keberadaan dan perkembangan kambing hutan ini menjadi salah satu upaya dalam melestarikan Kambing Hutan Sumatra.

Keseimbangan alam dan ekosistem harus tetap dijaga. Punahnya satu satwa yang menjadi satu kesatuan dari suatu ekosistem pasti secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh, sekarang ataupun di masa yang akan datang.      .

DAFTAR BACAAN                                                                                                     



Supriati, R dan Tarigan, H. 2013. Penyebaran Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatensis) di Kabupaten Rejang Labong Bengkulu. FMIPA Univesitas Sriwijaya.

Komentar