Ayam Hutan Merah (Red Jungle Fowl)



Ayam Hutan Merah (Red Jungle Fowl)
Oleh: Muhammad Resthu
Salah Satu Jenis Ayam Hutan

Kali ini IPTEK PETERNAKAN akan mengulas sedikit tentang Ayam Hutan Merah atau dengan nama latin Gallus gallus yang merupakan salah satu dari beberapa jenis ayam hutan yang tersebar di dunia. Selain Ayam Hutan Merah ada lagi beberapa jenis ayam hutan lainnya seperti,
  • ayam hutan Ceylon/ayam hutan Srilangka (Gallus lafayetti Lesson), 
  • ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratti Temmick) dan 
  • ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw) (Handiwirawan). 
Unsur genetik Ayam Hutan Merah merupakan kekayaan plasma nutfah yang tersedia di alam. Karena Ayam Hutan Merah merupakan galur murni dari suatu bangsa ternak.

Ayam Hutan Merah di alam memiliki beberapa sub spesies diantaranya,
  • Ayam Hutan Cochin-China (Gallus gallus Linnaues, 1758), 
  • Ayam Hutan Burma (Gallus gallus spadiceus Bonnaterre, 1792), 
  • Ayam Hutan India (Gallus gallus murghi Robinson dan Kloss, 1920 
  • Ayam Hutan Tonkin (Gallus gallus jabouillei, Delacour dan Kinnear, 1928), 
  • Ayam Hutan Jawa (Gallus gallus bankiva, Temminck, 1813) 
  • Ayam Peliharan (Gallus gallus domesticus, Linnaeus, 1758).
Bisa kita lihat dari nama ilmiah tersebut ayam peliharaan dan Ayam Hutan Merah memiliki kemiripan ini menandakan dua spesies berbeda. Perbedaan antar spsies ini terjadi akibat hasil seleksi alam dan buatan dari manusia itu sendiri (dody94.wordpress.com).





Penyebaran dan Habitat

Penyebaran Ayam Hutan Merah ini berada dikawasan asia seperti di India, Burma, Siam, Cochin, Cina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri dapat ditemukan di kawasan Sumatra, Jawa, Lombok, dan Timor (Handiwirawan).

Habitat Ayam Hutan Merah bisa mencapai pada ketinggian 1500 m dpl, baik daerah kering ataupun lembab. Di habitatnya Ayam Hutan Merah hidup secara berkelompok. Biasanya satu kelompok terdiri dari 1 jantan dan 3 sampai 5 betina dan beberapa ekor anak. Ayam jantan muda akan menyendiri dan membentuk kelompok sendiri. Telur Ayam Hutan Merah bisa mencapai 6 butir. Mulai berganti bulu pada bulan Juni sampai September, dan mulai kembali tumbuh pada awal tahun.

Di alam Ayam Hutan Merah termasuk ternak yang omnivorous atau graminivorous. Ayam Hutan Merah biasanya memakan biji-bijian sebagai sumber energi, dan juga memakan seranggga, larva, telur-telur, dan cacing sebagai sumber protein serta dedaunan, buah, akar, umbi-umbian sebagai sumber pelengkap (Rahayu).


Nenek Moyang Ayam Modern

Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada kemiripan antara Ayam Hutan Merah dan ayam modern yang dipelihara saat ini. Salah satu alasan yang paling masuk akal karena asal usul genetik ayam modern saat ini diambil dari Ayam Hutan Merah karena memang penyebaran serta populasi Ayam Hutan Merah lebih banyak dan luas dibanding dengan beberapa ayam hutan lainnya.

Peneliti dari Jepang Fumihito dkk (1994) serta peneliti LIPI Sulandari dkk (2006) dalam Dywyanto dan Prijono (2007), menyatakan bahwa Ayam Hutan Merah adalah nenek moyang dari ayam peliharaan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil riset terhadap susunan DNA mitokondria ayam peliharaan (ayam ras dan ayam kampung) yang lebih mirip dengan DNA mitokondria Ayam Hutan Merah dibandingkan spesies ayam hutan lainnya (dody94.wordpress.com).


Karakteristik dan Tingkah Laku

Karakteristik Ayam Hutan Merah jantan yaitu
  • memiliki bulu dada berwarna hitam, 
  • jengger tunggal berukuran besar dan bergerigi yang berwarna merah, 
  • bulu leher panjang dan sempit, 
  • punggung dan sayap berwarna coklat, 
  • mempunyai pial dua buah yang terletak diantara kedua belah tulang rahang bawah, Bulu ekor berjumlah 14 lembar. 
Sedangkan Ayam Hutan Merah betina memiliki ciri sebagai berikut,
  • umumnya mempunyai jengger yang bervariasi, ada yang tidak tampak (sangat pendek) ada pula yang mencapai ukuran 10 mm, 
  • sayap bulunya berwarna merah kecoklatan dan lurik hitam, 
  • cakarnya berwarna gelap (hitam kehijauan) dan, 
  • telurnya berwarna coklat atau merah kekuningan kadang juga putih polos (Handiwirawan). 
Tingkah laku Ayam Hutan Merah jantan sangat dominan dalam melindungi betina dan anak-naknya dari predator maupun dari pejantan lain. Pada pagi hari umumnya ayam hutan sudah meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.

Ayam Hutan Merah jantan akan mengais-ngais tanah dan membentuk lubang yang besar untuk menemukan makannannya. Setelah kenyang Ayam Hutan Merah akan bertengger di ranting-ranting pohon yang tingginya bisa mencapai antara 4 - 11 m. Ayam Hutan Merah bisa terbang jauh dan pergerakannya cukup cepat dari ranting ke ranting (Rahayu).


Terancam Punah

Diberitakan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), status Ayam Hutan Merah masih digolongkan sebagai Least Concern dalam daftar merah atau beresiko rendah dari kepunahan, karena daerah sebarannya yang luas dan populasinya yang masih cukup besar (dody94.wordpress.com).

Ayam Hutan Merah sering dijadikan sebagai pembentukan varietas ayam baru, karena alasan ini pula banyak dari masyarakat memburu Ayam Hutan Merah, seperti sebagian masyarakat Bengkulu yang memburu Ayam Hutan Merah untuk menghasilkan ayam Burgo. Contoh lainnya adalah ayam berkisar yang didapat dari hasil persilangan ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw) atau Ayam Hutan Merah (Gallus gallus Lennaeus) jantan dengan ayam kampung/lokal (Gallus domesticus) betina (Handiwirawan).

Perburuan Ayam Hutan Merah yang tidak terkendali dapat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah populasi dan menyebabkan terancamnya kepunahan Ayam Hutan Merah.

Ayam Hutan Merah bisa dikatakan sebagai jenis burung liar, sehingga sifat liarnya begitu dominan, bahkan untuk keturunan dari Ayam Hutan Merah ini sekalipun sudah dipelihara dari telur tetas masih memiliki sifat liar dari tetuanya (Setianto).

Oleh karena itu upaya konservasi dari Ayam Hutan Merah ini masih sangat sulit. Terlebih lagi adanya persilangan alam yang terjadi antara Ayam Hutan Merah dengan ayam domestik sehingga galur murni dari Ayam Hutan Merah terancam keasliannya.

Toton video Ayam Hutan Merah di bawah ini



ACUAN REFERENSI                                                                                                     

Setianto, J., Prakoso, H., dan Sutriyono. 2015. Domestikasi Ayam Hutan Merah: Studi Kasus Penangkapan Ayam Hutan Merah oleh Masyarakat di Bengkulu Utara. Proseding Seminar Nasional Masyarakat BIODIV Indonesia. Vol. 1, No. 2, Hal. 207 – 212. Universitas Bengkulu.

Handiwirawan, E. Pelestarian Ayam Hutan Melalui Pembentukan Ayam Berkisar untuk Ternak Kesayangan. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Rahayu, I. Karakteristik dan Tingkah Laku Ayam Hutan Merah (Gallus gallus spadiseus) di dalam Kurungan. Media Peternakan, Vol. 24, No. 2, Institut Pertaninan Bogor.

Komentar